Makna di balik kehidupan
Kali ini saya ingin mencurahkan apa yang ada di pikiran ku, mencoba untuk berbagi semuanya, tapi mau di mulai dari mana saya juga bingung sendiri. Saya tidak tau apa yang sedang dipikirkan dia, mengapa, bagaimana, apakah, seperti apa…ahh entahlah. Yang ada dibenakku gimana caranya membuat dia bisa kembali ceria seperti dulu lagi, seperti saat-saat indah bersamaku, saat-saat yang membahagiakan kala itu. Mungkin aku orang yang lemah dan gak bisa lihat orang lain menderita, apalagi orang itu adalah seseorang yang sangat penting dalam hidupku. Ya namanya dalam hidup cobaan itu pasti selalu ada hanya gimana caranya kita tuk menyikapi dan menanggapinya, serta bagaimana kita bisa menerima semua itu dengan hati yang ikhlas dan sabar. Emang susah sih bagi sebagian orang tuk menerima keadaan yang dihadapi mereka saat itu, apalagi masalah ekonomi, rasanya ingin lenyap ajah meninggalkan dunia ini yang sudah mulai rapuh. Tapi itu tidak mungkin bisa karena emang begitulah kenyataanya.
Kehidupan yang mulai tidak menentu dengan banyak masalah yang timbul akan membuat kita berfikir dan selalu berfikir memutar otak kita. Kalau kita menengok ke belakang kapan kita akan majunya, kita harus berani mengambil keputusan dan resiko, bagaimana caranya kita bisa lebih baik lagi dari kemarin-kemarin. Emang sih itu sulit dan tidak mudah untuk mencapai semuanya dengan sekejab mata, butuh proses yang panjang untuk mencapai semuanya itu. Yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan berusaha semampu kita.
Dulu kehidupan saya tidak mudah, banyak sekali rintangan dan cobaan hidup, tapi tetep dijalani dengan sabar dan mau menerima keadaan ya mau gimana lagi emang sudah kenyataanya seperti itu. Wah jadi sedih kalau mengingat masa-masa dulu saya waktu masih duduk di bangku sekolah, nggak papa lah cerita sedikit tentang masa lalu saya. Dulu saya waktu duduk di bangku sekolah dasar saya sudah di tinggal orang tua di Jakarta dan saya hanya tinggal dengan nenek dan kakek saya. Bisa dibayangkan sendiri rasanya seperti apa di tinggalkan orang tua dan saat itu masih kecil lagi dan belum tau apa-apa hanya bisa minta dan minta ajah gak mau tau gimana tuh caranya mendapatkan sesuatu itu. Tapi dengan sabar kakek dan nenek memberi tahu aku soal keadaanya saat itu, ya mau gimana lagi orang tua emang jauh disana tapi mereka juga disanakan demi saya juga. Sampai aku menginjak bangku sekolah menengah alias di smp aku masih ditinggalkan orang tua, tapi mulai saat itu aku sudah belajar gimana caranya membantu orang tua dengan mencari tambahan uang saku dengan jual kayu bakar, wah rasanya gimana gitu dapet uang dari hasil sendiri apalagi masih dalam keadaan bersekolah di smp. Bisa dibayangin kan masil kecil udah bisa cari duit hahah muji sendiri nih jadinya, tapi gak papa deh dari pada tidak ada yang muji…lanjut lagi deh ceritanya.
Semasa aku di smk aku tidak lagi tinggal dengan kakek nenek ku melainkan aku disuruh kost sama orangtua ku saat itu, dan seminggu sekali aku pulang ke rumah. Semasa itu di kampungku teman sebaya ku tidak ada yang melanjutkan sekolah kecuali aku sendiri dan itu jadi bahan pembicaraan orang-orang kampong, ada yang menghina, ada yg mengolok-olok dan masih banyak lagi aku juga udah gak mau mengingatnya lagi karna itu membuatku jadi emosi dan sedih. Setiap seminggunya aku dijatah uang saku yang mungkin saat itu bisa di bilang sangatlah kecil dan pas-pasan, tapi udah cukup buatku dan aku bisa menerima semuanya itu, sekolah ku emang sekolah swasta tapi buatku gak masalah mau sekolah di negeri atau swasta sama saja yang penting bisa sekolah dan belajar untuk jadi orang yang berguna dan membanggakan orang tua, o iya kata-kata yang masih aku inget saat itu dari orang-orang kampungku adalah “mau jadi apa kamu besok le?”, palingan juga Cuma kerja kayak pemuda-pemuda lainya di bangunan” karna saat itu kebanyakan pemuda kampungku pada kerja proyek bangunan. Tapi aku tidak putus asa, biarlah orang berkata apa kita lihat ajah besok setelah aku selesai sekolah pikirku saat itu. Sedikit omongan orang-orang kampung mulai berubah jadi baik tentangku saat itu karna suatu peristiwa yang membanggakan, mau tau apa? Gini critanya saat itu setelah ujian semesteran ada sebuah brosur lomba web di UNY dan saat itu saya dan temen-temen ikut di lomba tersebut, waktunya mepet banget pada saat itu hanya tinggal satu minggu lgi web sudah harus dikirim dengan disket. Dan akhirnya pada saat penerimaan raport udah selesai dan dikirim web tersebut.setelah itu aku pulang sekolah dengan tetanggaku yang tak suruh ambilin raportku, dan hasilnya tidak jelek-jelek amat.
Hari minggunya aku minta uang sama kakek dan nenek untuk pergi ke Jakarta untuk nyusul orang tua ku karna pas liburan 2 minggu dan juga kangen pingin ketemu. Dan akhirnya aku diberi uang saku 60rb buat nyusul ke Jakarta. Dengan uang segitu aku pergi ke Jakarta naik bus dan sendirian lagi, tapi dengan tekat dan keinginan ku yang kuat akhirnya aku bisa sampai juga di Jakarta dan di jemput bapak di terminal. Selama dua minggu aku di Jakarta aku ikut kerja dengan bapakku itung-itung latihan kerja dan cari tambahan buat bayar uang sekolah gitu deh. Setelah dapat 1 minggu di Jakarta saya di telpon sama temen saya kalau web saya menang yang di UNY itu, aku kaget banget dan mengira aku hanya di kerjain sama temanku, eh tapi ternyata nggak guruku telpon juga kalau web ku menang. Wah gak percaya rasanya kalau aku menang padahal buatnya gak bagus-bagus amat. Setelah dua minggu dijakarta akhirnya aku pulang lagi ke kampung halaman dengan sejuta rasa dihati karna udah bisa ketemu sama orang tua dan ditambah lagi web ku menang brooooo hehe.
Hari seninnya masuk sekolah, pas upacara bendera rutin diumumkanlah pemenang lomba web itu, namaku di panggil dan disuruh kedepan menerima piagam penghargaan yang diserahkan oleh kepala sekolah. Tau gak sih rasanya seneeeeeeeeng banget saat itu, di kasi tepuk tangan sama seluruh siswa dan guru, dikasi piagam penghargaan dan juga uang pembinaan 600rb saat itu, gak kebayang deh senengnya. Tapi sayangnya hadiah uangnya harus orang tua yang mengambil, haduh sedangkan orang tua ku jauh disana lagi, akhirnya aku menyuruh tetanggaku lagi untuk mengambil uang hadiah tersebut, mulai dari situ lah orang-orang kampungku tidak meremehkan aku dan mengejek aku lagi, mereka malah kaget kok bisa ya aku seperti itu. Dari situ aku bisa ambil kesimpulan bahwa kalau kita mau berusaha pasti kita bisa dengan disertai doa dan kesabaran. Sejak itu dan seterusnya orang-orang kampung tidak lagi membicakan aku yang jelek-jelek, aku seneng dan nenek ku juga bangga dengan ku apalagi orang tua ku yang di Jakarta mereka terharu sampai nangis karna saking senengnya dan bangga dengan apa yang aku dapat saat itu. Terima kasih ya allah atas apa yang kau berikan padaku saat itu. Bersambung dulu ya pren……..
1 comment for "Makna di balik kehidupan"