-->

Ketika Pria Mendadak Diam Memendam Masalah

Pria cenderung memilih diam saat mengalami masalah. Membuat pasangannya bingung menerka-nerka. Yang tak jarang menyulut pikiran-pikiran negatif pemicu konflik dalam hubungan.

Allan & Barbara Pease, pakar perkawinan sekaligus penulis buku 'Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Maps', mengatakan, sikap semacam itu tak selalu berkaitan dengan pasangan. Bisa jadi masalah dengan pekerjaan, keluarga, atau dengan dirinya sendiri.

"Jika pasangan selalu menghindari Anda, bukan berarti masalahnya ada pada Anda. Hanya, kemungkinan Anda jadi pelampiasannya memang sangat besar," ujar pasangan tersebut.

Itulah mengapa wanita harus lebih memahami karakternya. Tidak membiarkan diri berpikir liar dengan anggapan-anggapan negatif yang justru memancing pertikaian.

Beri ruangUntuk membuatnya merasa lebih senang, kadangkala Anda membujuknya agar mau bicara. Padahal, semakin dipaksa, dia akan semakin jengkel dan menjauh. Tanyakan sekali saja. Tidak menjawab? Biarkan. Kalau waktunya sudah tepat, akhirnya dia juga akan curhat, kok.
  
Baca mood si diaAnda biasanya lebih banyak memberikan sentuhan sayang ketika pasangan sedang emosi. Alasannya sederhana: untuk meyakinkan diri bahwa Anda bukanlah ‘sasaran perangnya’. Tapi, pria umumnya malas disentuh jika sedang tidak mood. Untuk sementara lebih baik Anda menghindar dulu.
  
Jadi pendengarTidak semua pria bisa mencurahkan masalah pada pasangannya. Karena itu, penting baginya untuk memahami bahwa Anda selalu siap mendengarkan masalahnya. Kalau dia bilang tak ada masalah, mungkin saja memang hari itu dia sedang mengalami hal kurang menyenangkan. Tapi, pastikan bahwa Anda selalu menjadi pendengar setia.
  
Tetap mendukungEmpati Anda tetap diperlukan, walaupun ia bersikap aneh. Buatlah ia menyadari, walaupun Anda mendukungnya, namun bukan berarti bisa menyalahgunakan dan menuangkan rasa frustasinya pada Anda.
  
Tanya orang terdekatSewaktu pasangan mendiamkan Anda, biasanya sikap tersebut membuat Anda sakit hati. Cobalah mencari tahu masalah pasangan melalui orang yang bisa dipercaya, seperti sahabat, atau malah ibunya. Biarkan sang ibu atau sahabat yang berbicara dengannya. Siapa tahu dia bisa lebih terbuka.

SM

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter